traveling, backpacking, living

Senin, 08 Mei 2023

“Saigon Short Escape”

“mengenal sejarah adalah bagian dari sebuah eksistensi”

     “Bro, the shipment has been delayed for 4 days”, ujar partner kerja ku, waduhh…bosan juga rasa nya nunggu di KL 4 hari, Cuma enak nya kemana yah ? akhir nya aku memutuskan untuk menjenguk Negara tetangga bekas jajahan prancis, yak, adalah Vietnam yang saat itu ku dapatkan tiket pp nya tak lebih dari 400 ribu rupiah dari dan ke KL, saat itu juga aku langsung menuju ke airport dari sebuah tempat ngopi yang hits di KLCC, setiba nya di KLIA langsung cek in, naik ke pesawat, pejamkan mata, dannnn…..cussss….

     Tak lama tertidur di pesawat, terbangun karena orang orang sudah mulai heboh siap siap untuk turun dari pesawat, wahh ternyata sudah sampai di Saigon yang kini dikenal nama nya Ho Chi Minh City, proses imigrasi nya lumayan cepat, namun saat di pintu keluar, salah seorang petugas mencegat ku sambil nunjuk kearah tas yang ku bawa, setelah di buka dan di cek, parfum yang ku bawa jadi alasan untuk di kenakan pajak, WHAT ? seketika itu juga aku berdebat dengan si petugas, menjelas kan bahwa ini parfum konsumsi pribadi ! aku di tarik ke belakang dan dia berbisik memelas minta uang senilai 200 ribu Dong, ya, mata uang vietnam ini nama nya DONG ! dengan beribu alasan dia menjelas kan keadaan nya, akhir nya aku pun kasihan melihat nya yang kurus kerempeng itu, kuberikan sehelai pecahan 100 ribu rupiah, dia menyalami ku sambil berterimakasih dan mengantarku ke pintu keluar airport, sungguh moment yang aneh untuk sebuah perkenalan di tempat baru, di tambah sebuah mobil Toyota innova ber stir kiri tapi jalan nya di sisi kanan jalan yang mengantar ku ke hotel semakin membuat ku ter heran heran.




     Setelah cek in hotel, perut yang sudah keroncongan ini memaksa ku untuk jalan keluar mencari sesuap nasi yang mana setelah keliling sekitaran hotel tak ku temukan, mata tertuju ke sebuah restaurant er embel embel "PHO" , yang mana setauku semacam mie pangsit ber isi kan daging, ku percepat langkah menuju tempat itu dan langsung menunjuk foto mie ber isi kan daging di daftar menu, di karenakan si mbak mbak nya bilang “No English”. Tak lama makanan datang, dan benar saja, ternyata memang lezat dan berbeda sekali rasa nya dengan yang pernah ku coba di salah satu restaurant di Jakarta, dan pasti nya jauh lebih MURAH !. 

     Setelah perut kenyang, aku mengelilingi beberapa spot di kota ini yang ternyata antara satu dan lain nya saling berdekatan, bahkan dengan berjalan kaki saja rasa nya tak memakan waktu yang lama, iklim nya juga mirip dengan indonesia, jalanan yang di penuhi oleh roda dua ber helm cetok mengingat kan ku pada kota Jakarta, hiruk pikuk klakson pun mewarnai ramai nya jalanan, gedung gedung dan bangunan peninggalan kolonial prancis yang bertransformasi menjadi kantor kantor pemerintahan dan fasilitas umum menghiasi sudut sudut kota ini.

     Saigon notre dame cathedral yang fotogenik, Saigon opera house yang cantik mempesona, Bitexco financial tower nan unik, Saigon central post office yang ada kemiripan dengan station di new york, Saigon square dan juga Nguyen hue street yag selalu ramai di malam hari tempat warga lokal menghabiskan waktu adalah spot spot berdekatan yang bisa ter eksplorasi hanya dalam 1 hari saja ! ku tutup perjalanan hari ini dengan dinner on board di sebuah kapal mewah ber konsep fine dining sambil mengitari sungai, namun karena nilai tukar mata uang mereka yang mana 2x lipat lebih rendah daripada rupiah, maka harga yang dibayarkan tentunya tidak menguras isi dompet yang sudah tipis ini !









     “Wake up sir, we are here”, ujar sang driver, oh, ternyata aku sudah sampai di Chu Chi Tunnel yang terkenal itu, perjalanan pagi ini memakan waktu kurang lebih 4 jam an, lumayan jauh dan dikarenakan beberapa titik kemacetan yang memperlambat perjalanan ku, memasuki situs perang Vietnam amerika serikat ini membuatku terpana, mulai dari kontur wilayah, iklim, strategi perang, tempat persembunyian, tempat tinggal warga yang mereka buat di bawah tanah bak terowongan gorong gorong yang mengular ke segala penjuru dan saling terhubung, makan, tidur dan ber kegiatan disana disaat itu tentu nya tak terbayangkan, tak heran Negara kecil ini mampu memenangkan peperangan melawan raksasa adidaya amerika serikat.






     Sebelum kembali ke hotel, kusempatkan diri untuk mencoba beberapa senjata yang mereka sediakan bagi tamu yang ingin mencoba nya di shooting field, lagi lagi nilai tukar mata uang yang membuat ku berhasil mencoba beberapa model senjata yang di sediakan, jika saja di Indonesia, tak mungkin semurah ini dengan fasilitas selengkap ini, kapan lagi, at least once in a lifetime in the right place !







Tidak ada komentar:

Posting Komentar