traveling, backpacking, living

Selasa, 09 Mei 2023

“Antara Hongkong Dan Macau”

“jacky chan dan film kung fu nya yang mendunia”

     Alunan musik tradisional china di pagi buta membuat ku terbangun dari tidur ku, kulihat waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi, ku intip melalui jendela dari mana suara keras itu berasal, ternyata tampak puluhan orang tua dan muda bahkan anak kecil pun ikutan berbaris mengikuti gerakan seseorang di depan nya, ya, ternyata mereka latihan kung fu bersama di pagi hari, setelah keluar dari hotel ku temukan ternyata tidak di area hotel tempat ku menginap saja kegiatan itu di lakukan, di beberapa spot lain nya seperti taman kota dan pelataran lain nya juga melakukan hal yang sama, ahh…ternyata film jacky chan yang sering ku tonton itu benar ada nya, warga local disini masih mempertahankan budaya nya yang mendunia itu, bersyukur sekali aku bisa menyaksikan secara langsung !





     Musim dingin membuat ku tetap memakai jaket di siang hari sekali pun, ditambah angin yang berhembus kencang menusuk tulang saat berjalan di area avenue of star, area yang terkenal dengan patung Bruce Lee nya ini sebagai penghormatan kepada beliau atas dedikasi nya di dunia bela diri maupun industri film di hongkong, diikuti dengan banyak nya cap tangan dari mereka yang di kenal di industri film di lantai di area ini.







     Kota yang sangat bersih, rapi, dan teratur, memaksa kita tak boleh sembarangan untuk membuang sampah, merokok, dan hal lain nya disini, hukum yang di serukan benar benar mereka terapkan, belum lagi megah nya konstruksi jalur kereta bawah tanah nya yang ter koneksi ke seluruh penjuru kota ini, dan kehidupan di bawah tanah ini tak kalah ramai nya dengan kondisi di atas sana, karena di penuhi dengan tempat makan, belanja, bermain dan fasilitas lain nya.

     Museum Madame Tussaud nan terkenal itu juga tak lupa ku sambangi, replika orang orang berpengaruh dari seluruh dunia di hadirkan disini dan di buat semirip mungkin, mulai dari warna kulit, postur tubuh dan detail lain nya yang sangat sempurna.




     Area The Peak jadi menu wajib untuk dinikmati, melihat kota ini secara penuh dari puncak ketinggian menambah rasa kagum terhadap bagaimana mereka membangun kota ini, walaupun harus merogoh kocek yang lumayan untuk sampai ke atas puncak nya, paling tidak terbayarkan dengan pemandangan yang disuguh kan, saat menikmati pemandangan, terdengar teriakan seseorang “ indonesiaaaaa…indonesiaaa…” pria itu berdiri di pojok sembari mengibar ngibar kan bendera merah putih, ternyata dia seorang tour leader yang sedang mengumpulkan orang orang yang tercecer dari grup nya dari Indonesia, wahh kasian sekali, padahal menikmati suasana malam di area The Peak ini adalah kesempatan menikmati gemerlap nya lampu lampu dari kota ini, itulah kenapa aku tak pernah mau ikut acara tour begini, moment moment terbaik sering kali terlepas kan, di karenakan harus mengejar destinasi selanjut nya yang sudah ter jadwalkan, bahkan tak jarang harus tertunda perjalanan hanya karena menunggu peserta tour yang tercecer.






     Menyebrangi lautan menuju Macau, sang Negara tetangga nya yang bahkan jauh lebih kecil lagi secara skala luas membuat ku semakin penasaran dengan apa yang ada disana, setauku saat itu hongkong adalah bekas jajahan inggris dan macau bekas jajahan portugis, namun saat sesampai nya disana ternyata benar saja, arah petunjuk jalan maupun fasilitas umum dituliskan dalam bahasa portugis, gedung gedung peninggalan portugis juga masih menghiasi kota ini, Rua De Sao Paolo adalah salah satu bangunan peninggalan portugis yang banyak di kunjungi para wisatawan yang singgah kesini, sambil menikmati egg tart makanan khas kota ini, ku nikmati setiap sudut kota ini.






     Dikenal sebagai kota judi membuatku memasuki beberapa tempat perjudian ternama disini, dan jujur saja disini adalah yang termegah dan terbesar di seluruh asia, kebanyakan mereka yang beroperasi di las vegas membuka cabang perjudian disini, buka non stop 24 jam dan di penuhi anak muda maupun orang tua, bahkan di beberapa meja judi di penuhi sekumpulan nenek nenek berpenampilan necis, di sebagian tempat makanan dan minuman di berikan secara gratis kepada pengunjung yang sedang bermain, menambah betah mereka untuk tetap duduk bermain dan makin lupa waktu, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, tak terasa waktu berputar di dalam tempat ini, cashout ticket senilai beberapa juta rupiah saat itu menyudahi malam itu, what a beginner luck !








Senin, 08 Mei 2023

“Saigon Short Escape”

“mengenal sejarah adalah bagian dari sebuah eksistensi”

     “Bro, the shipment has been delayed for 4 days”, ujar partner kerja ku, waduhh…bosan juga rasa nya nunggu di KL 4 hari, Cuma enak nya kemana yah ? akhir nya aku memutuskan untuk menjenguk Negara tetangga bekas jajahan prancis, yak, adalah Vietnam yang saat itu ku dapatkan tiket pp nya tak lebih dari 400 ribu rupiah dari dan ke KL, saat itu juga aku langsung menuju ke airport dari sebuah tempat ngopi yang hits di KLCC, setiba nya di KLIA langsung cek in, naik ke pesawat, pejamkan mata, dannnn…..cussss….

     Tak lama tertidur di pesawat, terbangun karena orang orang sudah mulai heboh siap siap untuk turun dari pesawat, wahh ternyata sudah sampai di Saigon yang kini dikenal nama nya Ho Chi Minh City, proses imigrasi nya lumayan cepat, namun saat di pintu keluar, salah seorang petugas mencegat ku sambil nunjuk kearah tas yang ku bawa, setelah di buka dan di cek, parfum yang ku bawa jadi alasan untuk di kenakan pajak, WHAT ? seketika itu juga aku berdebat dengan si petugas, menjelas kan bahwa ini parfum konsumsi pribadi ! aku di tarik ke belakang dan dia berbisik memelas minta uang senilai 200 ribu Dong, ya, mata uang vietnam ini nama nya DONG ! dengan beribu alasan dia menjelas kan keadaan nya, akhir nya aku pun kasihan melihat nya yang kurus kerempeng itu, kuberikan sehelai pecahan 100 ribu rupiah, dia menyalami ku sambil berterimakasih dan mengantarku ke pintu keluar airport, sungguh moment yang aneh untuk sebuah perkenalan di tempat baru, di tambah sebuah mobil Toyota innova ber stir kiri tapi jalan nya di sisi kanan jalan yang mengantar ku ke hotel semakin membuat ku ter heran heran.




     Setelah cek in hotel, perut yang sudah keroncongan ini memaksa ku untuk jalan keluar mencari sesuap nasi yang mana setelah keliling sekitaran hotel tak ku temukan, mata tertuju ke sebuah restaurant er embel embel "PHO" , yang mana setauku semacam mie pangsit ber isi kan daging, ku percepat langkah menuju tempat itu dan langsung menunjuk foto mie ber isi kan daging di daftar menu, di karenakan si mbak mbak nya bilang “No English”. Tak lama makanan datang, dan benar saja, ternyata memang lezat dan berbeda sekali rasa nya dengan yang pernah ku coba di salah satu restaurant di Jakarta, dan pasti nya jauh lebih MURAH !. 

     Setelah perut kenyang, aku mengelilingi beberapa spot di kota ini yang ternyata antara satu dan lain nya saling berdekatan, bahkan dengan berjalan kaki saja rasa nya tak memakan waktu yang lama, iklim nya juga mirip dengan indonesia, jalanan yang di penuhi oleh roda dua ber helm cetok mengingat kan ku pada kota Jakarta, hiruk pikuk klakson pun mewarnai ramai nya jalanan, gedung gedung dan bangunan peninggalan kolonial prancis yang bertransformasi menjadi kantor kantor pemerintahan dan fasilitas umum menghiasi sudut sudut kota ini.

     Saigon notre dame cathedral yang fotogenik, Saigon opera house yang cantik mempesona, Bitexco financial tower nan unik, Saigon central post office yang ada kemiripan dengan station di new york, Saigon square dan juga Nguyen hue street yag selalu ramai di malam hari tempat warga lokal menghabiskan waktu adalah spot spot berdekatan yang bisa ter eksplorasi hanya dalam 1 hari saja ! ku tutup perjalanan hari ini dengan dinner on board di sebuah kapal mewah ber konsep fine dining sambil mengitari sungai, namun karena nilai tukar mata uang mereka yang mana 2x lipat lebih rendah daripada rupiah, maka harga yang dibayarkan tentunya tidak menguras isi dompet yang sudah tipis ini !









     “Wake up sir, we are here”, ujar sang driver, oh, ternyata aku sudah sampai di Chu Chi Tunnel yang terkenal itu, perjalanan pagi ini memakan waktu kurang lebih 4 jam an, lumayan jauh dan dikarenakan beberapa titik kemacetan yang memperlambat perjalanan ku, memasuki situs perang Vietnam amerika serikat ini membuatku terpana, mulai dari kontur wilayah, iklim, strategi perang, tempat persembunyian, tempat tinggal warga yang mereka buat di bawah tanah bak terowongan gorong gorong yang mengular ke segala penjuru dan saling terhubung, makan, tidur dan ber kegiatan disana disaat itu tentu nya tak terbayangkan, tak heran Negara kecil ini mampu memenangkan peperangan melawan raksasa adidaya amerika serikat.






     Sebelum kembali ke hotel, kusempatkan diri untuk mencoba beberapa senjata yang mereka sediakan bagi tamu yang ingin mencoba nya di shooting field, lagi lagi nilai tukar mata uang yang membuat ku berhasil mencoba beberapa model senjata yang di sediakan, jika saja di Indonesia, tak mungkin semurah ini dengan fasilitas selengkap ini, kapan lagi, at least once in a lifetime in the right place !







"Di Tawar Hombreng Bersorban Di Dubai”


“Kejutan dalam sebuah perjalanan memperkaya makna perjalanan itu sendiri, suka atau tidak suka”


     Mendarat di Dubai airport akan selalu memberikan kesan tersendiri, bertabur kemewahan dengan ornamen emas di setiap dinding nya, tak lupa di setiap sudut dipajang jam dinding ber merk Rolex, WHAT ? ya Rolex, benda yg selalu menjadi sebuah simbol status sosial seseorang, di dubai diperuntuk kan sebagai fasilitas umum penanda waktu bahkan di area toilet, paradox yg membuat kesan berbeda kepada setiap kita yg menyaksikan nya, sebagian mendefinisikan sebagai sebuah sikap arogan tentang kekayaan, namun buat ku, mereka malah mengajar kan ku tentang cara mendefinisikan kekayaan, yang mana apapun merk dan opini sosial tentang suatu barang, fungsi dari sebuah jam dinding adalah sejati nya untuk penunjuk waktu, tak lebih daripada itu, dan pemerintah nya memberikan kualitas terbaik untuk di nikmati kepada tamu yang datang ke Negara mereka, sungguh sebuah hal positif yang patut kita tiru !





     Antrian imigrasi yang saat itu tak terlalu panjang di sebab kan baik nya penataan dan banyak nya jumlah counter yang sedikit membuat rasa penat ter obati, ditambah lagi dengan diberikan nya voucher menginap Cuma Cuma karena saya menggunakan emirates airline saat itu, lagi lagi sungguh first impression sempurna  !

     Butik papan atas yang memenuhi airport ini sedikit berbeda dengan yang ku temui di beberapa Negara lain nya, tak jarang dari mereka yang menata display barang yang dijual dengan cara minimalis, ya, tak sedikit yang memajang baju dalam kondisi terlipat di atas sebuah meja kayu sederhana ala Ramayana, yang mana jika di Indonesia pasti lah di gantung dengan hanger kayu cedar mewah dengan hook stainless steel yang semakin melengkapi kesan “ barang mahal “, oh, ternyata tidak berlaku untuk sebuah jam dinding saja way of thinking mereka ! pikirku. Sebuah baju yang saat itu kutemui di sebuah mall di Jakarta selatan bertuliskan harga senilai 3 juta rupiah, disini tertulis 1,8 juta rupiah, ahh…tetap saja tak ku beli, namun, benar benar menjadi surga belanja bagi mereka yang punya passion untuk itu.

     Rasa haus pun melanda, yang memaksa ku untuk mampir ke sebuah minimarket, sebotol air mineral termahal yang pernah ku beli, ya, senilai 24 ribu rupiah ! eh teh manis ? 70 ribu rupiah ! terntaya harga bensin disini jauuuhhhh lebih murah daripada sebotol air minum kata sang kasir ! namun baru ku sadari juga ternyata banyak mereka yang bekerja disana datang dari india dan Filipina, mulai dari kasir, penjaga toko, customer service, sampai ke pekerja konstruksi dan bidang lain nya, Nampak nya kedua Negara ini memiliki hubungan yang cukup intens dalam kerjasama di bidang ke tenaga kerjaan.

     Sesampai nya di hotel, empuk nya kasur tak bisa ter elak kan, walaupun terik matahari memaksa mata ini untuk terjaga, namun kasur di depan mata lebih menggoda ku untuk istirahat sejenak, ku tutup gorden di belakang kasur menyusul mata ini perlahan tertutup.

     Terbangun di sore hari, ku lanjutkan perjalanan untuk menyambangi beberapa tempat tempat menarik, di jalan jalan kota di penuhi kendaraan mewah dari seluruh brand ternama di dunia, konon katanya kendaraan ini pun masuk ke dalam bagian dari objek bebas pajak, masuk ke  dubai mall yang konon katanya mall terbesar di dunia yang lumayan menyiksa otot kaki untuk mengelilingi nya, hotel yang ber bintang tujuh yang hanya ada satu di dunia, wahana bermain salju di tengah gurun pasir, tak lupa juga burj al arab nan eksotis berdiri megah diatas air laut, serta burj khalifa yang merupakan bangunan ter tinggi di dunia, belum lagi jalan tol super luas yang rasa nya memiliki jumlah line terbanyak di dunia, semua tempat tempat ini selalu membuat terpana, bagaimana sebuah gurun tandus nan gersang hanya dalam kurun waktu 30 sampai 40 tahun bisa ber transformasi ke sebuah Negara maju nan eksotis dengan segala ke luar biasa an nya, sungguh takdir Allah tak satu pun yang bisa menduga.





     Penat dan lapar membawa ku ke sebuah area private beach di malam hari, lagi lagi di penuhi ras india dan Filipina, tanpa banyak pilih lagi ku masuki restaurant ber logo kfc, saat antri memesan makanan, seseorang ber paras arab menyambangi ku dan berkata “ sir, my boss want to talk to you there “ sambil menunjuk seseorang yang juga ber paras arab di sudut meja yang ber pakaian gamis berbalut sorban, sebagai seorang Indonesian, rasa nya ada yang kurang jika tak memberikan senyum kepada seseorang, namun sebuah kedipan mata yang menggoda ditambah gestur bibir yang tak seharus nya terlempar kan ke sesama pria tangguh yang saat itu ku terima, sontak seketika jiwa raga ini memberontak, ku tepis tangan pria di belakang ku yang mencoba mengajak duduk bersama pria di meja sudut itu, lalu buru buru ku pesan menu tercepat yang bisa di ambilkan untuk ku, bungkussss, bayar, dan langsung keluar dari situ, kubawa makanan itu kearah pantai dan jadi malah makan di pinggir pantai, seketika saat makan ku berpikir, ternyata makhluk macam ini ada dimana mana, ada di air, laut mau pun darat, seluruh penjuru mata angin, seluruh warna kulit dan ras dan juga atribut tentu nya, hahahahaha……tertawa geli aku mengingat nya….jika saja tak ku tolak, mungkin aku sudah jadi selir se orang dubai nan kaya raya !